akupuntur tanam benang

TANAM benang (catgut embedded), mungkin bukan metode baru dalam dunia kecantikan. Namun, treatment yang satu ini belum terlalu dikenal luas. Padahal, tanam benang jauh lebih efektif daripada akupunktur lain.

Akupunktur tanam benang dilaksanakan dengan dasar teori akupunktur konvensional, namun menggunakan standar keamanan sesuai metode kedokteran modern.

"Metode yang satu ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan akupunktur konvensional, yaitu efek stimulasi yang lebih lama pada titik-titik akupunktur, karena benang yang ditanam akan tertinggal dan menstimulasi titik-titik akupunktur secara terus-menerus sampai akhirnya habis diserap tubuh," kata dr Sonya Go, owner Sonya Natural Holistic Centre ditemui saat peresmian Sonya Natural Holistic Centre, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Selasa (15/3/2011).

Hal ini memungkinkan pasien untuk datang setiap 15-30 hari sekali untuk terapi, di mana pada akupunktur konvensional terapi dilakukan dua sampai tiga kali seminggu, sehingga kesulitan untuk terapi secara rutin dua atau tiga kali seminggu. Satu kali metode ini setara dengan 8-12 kali akupunktur konvensional.

Manfaat dari akupunktur tanam benang pada prinsipnya sama dengan akupunktur konvensional, yaitu mengordinasi dan memperbaiki fungsi organ; menjaga keseimbangan antara yin dan yang; membuka sumbatan pada meridian dan kolateral sehingga peredaran qi (energi vital tubuh), dan darah menjadi lancar; serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mengeliminasi faktor patogen (penyebab penyakit).

Lantas, kondisi yang bagaimana diperbolehkan akupunktur tanam benang?

Akupunktur tanam benang sangat efektif untuk menurunkan berat badan, termasuk untuk memperlambat atau mencegah terjadinya kelebihan berat badan. Namun, ada beberapa kondisi yang tidak diperkenankan melakukannya.

"Mereka yang mengidap penyakit jantung, diabetes karena akan kurang efektif dan dikhawatirkan menimbulkan luka, serta keloid. Sebab takut timbul lemak baru, sesuatu yang dimasukkan menimbulkan reaksi," papar Sonya.

Selain itu, wanita yang sedang menstruasi (datang bulan) sebaiknya menunda melakukan treatment ini.

"Untuk yang sedang menstruasi sebaiknya tidak melakukannya, karena bisa membuat lebih terasa sakit (dalam kondisi datang bulan terjadi pelebaran dinding rahim)," imbuh Dr Silvi Halim, salah satu therapis di Sonya Natural Holistic Centre.

Adapun efek samping dari terapi ini memang tergantung pada masing-masing individu, biasanya rasa nyeri karena jarum yang digunakan sedikit lebih besar (nomor 8) daripada jarum tradisional akupunktur biasa, hematoma (memar), perdarahan minimal atau pembengkakan lokal pada daerah penjaruman.

Facebook Twitter RSS